Rabu, 28 Maret 2012

alone and lonely

06.45 PM atau jam 7 kurang 15 menit, malam ini. Aku masih setia duduk di depan kubikel. Dari sejak jam 8 pagi sudah duduk manis disini ditemani 4 laptop yang bergonta-ganti kupakai untuk keperluan kerjaan atau sekarang ini, jalan-jalan di blogku yang kacau balau dan sesekali mampir diblog seseorang yang ku kenal. Jika melirik beberapa hari ke belakang, hari ini adalah hari paling setia dengan kubikel, karena suatu hal yang mengganggu pikiran makanya jadi malas pulang rumah.  Sejak jam 5 sore suasana benar-benar sepi, mungkin hanya aku yang tersisa di sini. Memang lagi ingin sendiri, tapi ah aku benar-benar merasa sendirian, tidak ada teman berbagi cerita. Sebenarnya aku benci sendirian, senang rasanya kalo mau melakukan sesuatu ada yang menemani, jalan-jalan menikmati hari setidaknya berdua, lebih dari dua malah bagus, bercanda tawa seakan tidak peduli sekitar, melupakan segala penat. Ah, sepertinya orang-orang terdekatku lagi tidak peduli denganku. Jam sudah menunjukkan angka 7, aku masih sendiri,  dan hujan mulai turun. Sepertinya hari ini akan jadi hari yang panjang. Aku butuh seseorang yang peduli -__-

Senin, 26 Maret 2012

Confuse

Hmmm.. Bingung..
Ya bingung, Punya suatu rencana tapi semesta tidak mendukung *cielah*
Pengen pasang behel aja nih sebenarnya, udah pengen dari tahun kapan eh kebetulan kakak yang kerja di kesehatan tiba-tiba ngomong teman-temannya pake behel di pasang sama dokter gigi di tempat dia bekerja. Daaan, saya kepikiran sepanjang hari soal itu, kalo biaya mungkin bisa di akali tapi ternyata saya belum siap, dari berbagai aspek malah. Terlebih mama, ya mama yang punya kekhawatiran berlebih itu -kebetulan beliau dari kesehatan juga- jadi macam-macam resiko diutarakan sama mama dan saya masih dengan pemikiran sendiri tanpa mendengarkan apa yang mama bilang tetap ingin pasang behel. Akhirnya kepikiran buat googling bahaya pake behel, dapat banyak referensi nih yang berarti malah jadi takut pake behel hahaha, terlebih tadi bilang ke temen, responnya malah lebih masuk otak dari pada responnya mama hahaha. Kalo kata mama, saya udah cantik meski ga pake behel, gigi depan yang agak maju dan bengkok itu jadi kelebihan saya katanya, itu yang bikin cantik hehehe namanya mama kan ya, walopun ga cantik pasti di bilang cantik ^_^. Kata mama lagi, cobalah buat lebih bersyukur sama yang Allah kasih dan lebih qana'ah, jangan menyalahi kordatnya *nah loh ^_^*. Kalo temenku malah heran dan bertanya kenapa -setelah saya tunjukkin gigi depan ini- dia bilang buat apa pake behel, itu masalah dunia mending uangnya di pake untuk yang lebih penting aja.
Jadi bingung kan hahaha.
Yang jelas setelah baca beberapa artikel -nemu artikel bagus nih  http://purwaisontheway.wordpress.com/2010/03/20/efek-samping-kawat-gigi/- resiko pake behel ternyata besar, apalagi saya yang baru ga nyaman sedikit saja udah ngeluh yang ga suka ribet-ribet, jadinya makin berpikir lagi buat pasang behel yang katanya ini itu jadi ga enak terlebih ribet buat merawatnya itu sih. Dari sini sadar sebelum melakukan apa-apa, minta saran orang sekitar terlebih dahulu dan kalo perlu tanya sama eyang google, wehehe
Liat nanti deh gimana jadinya, pasang behel atau menerima kehendak Allah dengan gigi depan yang agak *agak ya haha* maju dan bengkok ini sepanjang hidup.. ^___^

Allahku jadikan hamba umatmu yang pandai bersyukur, Amin Ya Rabbal alamin

Minggu, 19 Februari 2012

Bagaimana dengan kita?


Berada dalam situasi yang harusnya jarak bukan lagi masalah. Tapi kenapa tidak bertemu sekali pun sampai kau kembali pulang? Kau terlalu mementingkan bersama orang-orang yang setiap hari bertemu denganmu. Sementara aku? Aku yang tak lepas senyumku saat kau memberi kabar sedang ada di sini. Aku yang berhari-hari mendamba saat-saat langka seperti ini. Aku yang hariku tersiksa jarak dilengkapi sikap dinginmu, ketidakpedulianmu, juga setia memberi kabar kepada dunia sementara tidak mengabariku.
Kenapa? Kenapa dengan kita? Haruskah mempertahankan hubungan yang tidak ingin dipertahankan?
Ah betapa menyedihkan. Hari yang tidak bergairah. Aku sakit, disini, dihatiku..
Bisakah kau menjelaskan tentang semua ini? Bisakah kau meyakinkan aku bahwa semua ini salah paham?
Kau satu yang kusayang :'(

Keep calm

"Suatu ketika di negeri antah barantah" *jreeeng

Memutar CD Garasi-Kembali dan langsung menuju track favorit "Membiru". Track ini akan menemaniku menyelesaikan novel yg nyaris sepanjang tahun kemarin tak ku sentuh. Rekor baru untukku, nyaris setahun untuk satu novel. Ya aku kehilangan bakat membaca sampai dengan beberapa hari lalu. Sedikit senyum simpul jika mengingat bagaimana jadinya hingga hobiku yg satu ini menggeliat kembali. Kegiatan lebih dari satu panca indra malam ini untuk menghibur si hati yg sedikit kacau, SEDIKIT ya :). So, mari menikmati suasana hingga novel ini ku lahap habis sampai kelopak mata tak sanggup lagi menopang kemudian terlelap. Daaan, semoga selalu dalam keadaan baik, hey kamu yg jauh disana. Keep calm and reading time X)

Kamis, 04 Agustus 2011

Srikandi di dunia kerja & Srikandi di rumah. So proud of you mama :')

[des-kes] SEMBILAN SRIKANDI DARI TELAGA BIRU

agung dwilaksono
Sat, 09 Jul 2011 20:24:20 -0700
Kecamatan Telaga Biru sebagian wilayahnya berada di tepian danau Limboto. Ada
15 desa yang berada dalam wilayah administratif Telaga Biru. Dari 15 desa
Mohelidu). Transportasi ke 4 desa tersebut hanya bisa ditempuh dengan kend
tersebut 4 desa letaknya terpencil (Tonala, Dulamayo Utara, Tapaluluo, dan
araan
roda 2. Itu pun hanya bisa saat musim kemarau. Saat musim hujan terputuslah ke
ditempuh. Apa pasal?. Ternyata ada banyak sungai yang harus
diseberangi
4 desa tersebut dari dunia luar, hanya dengan jalan kaki saja desa-desa
tersebut dapat
tanpa jembatan yang dapat dilintasi sepeda motor. Hanya yang ada
jembatan bambu. Waktu tempuh ke 4 desa tesebut antara 3—5 jam dari Tuladenggi
uangan mereka.
Yollin Muslim, usia 39 tahun. Sudah 19 tahun jadi bidan de
(ibu kota kecamatan Telaga Biru). Dari 15 desa tersebut (termasuk 4 desa
terpencil) hanya bisa dicakup oleh 9 bidan.
 
Inilah kisah hidup dan pe
r
jsa. Saat ini ybs jadi
kordinator bidan. Pertama bertugas di Pentadu Timur. Untuk mencapai desa-desa
yang ada di Pentadu Timur, Yollin muda harus menantang ombak lautan. Ada
rahu. Saat itu musim ombak. Berangkat pukul 6 pagi dan
sampai di rumah sang
pengalaman ybs yang tidak akan terlupakan. Saat itu Yollin diminta menolong
seorang ibu yang akan melahirkan anak ke 4. Tapi untuk mencapai desa tersebut,
Yollin harus naik p
e ibu pukul 12.30 siang. Semua perlengkapan pertolongan
untuk melahirkan dibawa Yollin, termasuk cairan infus. Namun malang tak dapat
ditolak. Sang ibu meninggal karena terjadi pendarahan hebat. Yollin muda hanya
, selama karir
Yollin 19 tahun jadi bidan; sudah sekitar
1.500 ibu bersalin
bisa menangis menyesali kondisi alam yang menghambat dia memberi pertolongan.
Sejak saat itu, Yollin bertekad jangan ada lagi kematian ibu bersalin yang
berada di bawah tanggung jawabnya. Jika dihitung secara kas
a
ryang ditanganinya, namun hanya 1 ibu itu saja
yang  terlambat ditanganinya.
 
menjadi bidan. Ada suatu pengalaman yang tak
terlupakan bagi Iyam. Tahun 200
Iyam Hilala, juga sudah 19 tahu n4, waktu itu Iyam bertugas di Pentabio Barat.
ersebut, kondisi sang ibu sudah sedemikian kritisnya. Saat ini Iyam bermukim
Seorang ibu, usia 45 tahun, melahirkan anak ke 4. Saat itu sang ibu ditolong oleh hulango (dukun bayi). Adanya kesulitan persalinan (bayi terlilit usus), sang ibu tidak tertolong lagi meski anak selamat. Sewaktu Iyam datang ke rumah t di desa Timuato. Berdasarkan pengalaman seperti itulah Iyam meminta Kepala Desa Timuato untuk mengeluarkan Peraturan Desa (Perdes). Perdes tsb berisi kewajiban para ibu sejak mulai kehamilan sampai melahirkan harus ditangani bidan. Perdes
ong hulango, karena adanya retensi placenta,
meminta Iyam datang untuk membe
keluar karena Iyam adalah isteri kepala desa Timuato. Boleh jadi baru inilah adanya Perdes yang mengatur ibu melahirkan harus dengan bidan. Ada pengalaman mengesankan Iyam saat menolong persalinan. Seperti biasa, seorang ibu yang semula dito lri pertolongan. Sewaktu datang, kamar pasien dipenuhi kerabat si ibu, berikut juga seekor anjing. Tubuh bagian bawah si ibu sudah basah kuyup disiram air secara berkala oleh hulango disertai jampi-jampi. Iyam meminta agar seluruh orang keluar kamar dan anjing turut diusir keluar.
Anehnya tidak ada yang berani mengeluarkan anjing tersebut. Anjing baru bisa keluar setelah si pemilik (famili si hulango) datang dan menggeret anjing tersebut.  
Selama 30 tahun Aisya Talib menjalani profesi kebidanannya. Banyak suka duka
yang dialami Aisya. Tahun depan Aisya pensiun dan dia merasa bahagia karena
“Saya bahagia dengan pencapaian seperti ini”, katanya. Aisya sangat terkesan
selama ini belum pernah ada ibu bersalin yang meninggal sewaktu ditanganinya . dengan kerja sama lintas sektor selama dekade 80—90an yl. Saat itu semangat
ang” ujarnya menatap sedih. Sekarang Aisya bertugas di klinik Puskesmas,
na
kerja kami luar biasa. “Kerja sama lintas sektor itulah yang saat ini telah hi
lmun ybs juga bertanggung jawab terhadap desa tempat tinggalnya.
 
Demi mengemban tugas Negara dan kesetiaan terhadap profesinya, Hasmi harus
meninggalkan anak dan suami di Makassar. Hasmi bertugas di desa Dulamayo Utara
yang terpencil dan baru 3 minggu bertugas.  Untuk mencapai desa tersebut dari
emuanya itu bukanlah halangan bagi Hasmi. Tekadnya sudah bulat sehingga bulan
ibu kota kecamatan (Tuladenggi), Hasmi harus naik ojek selama 4—5 jam. Namun s depan sang suami dan anak ikut menyusul Hasmi.   Nurhayani Siregar terdampar di Telaga Biru karena mengikuti suami seorang
bukanlah daerah pertama tempatnya
bertugas. Mengikuti suami seorang anggota ABR
anggota ABRI. Meski tinggal di asrama tidak menghalangi Nurhayani  wira-wiri ke desa Hulapato A dan Pentadio Barat. Gorontalo I menyebabkan Nurhayani telah bertugas di beberapa daerah dengan suka dan duka yang beragam.     “Pertama saya bertugas, saya menolong ibu bersalin penderita hemofili”, Ervina
an, Ervina baru pertama sudah menerima kasus yang
sulit. “Wajah saya pucat pi
menyampaikan kisahnya ke Tim PDBK Kab. Gorontalo. “Saya terkejut setelah bayi lahir, darah masih mengucur bak air mancur”, katanya dengan wajah penuh ekspresi ketakutan. Bayang kas seperti pasien saya”, katanya. Entah kenapa Ervina terbayang pesan orang tuanya. Ada doa dari Al Quran yang diajarkan ibunya. Jika ada pendarahan, bacalah doa ini, demikian ibunya berpesan.
a sekarang ini Ervina lupa dengan
doa tersebut. Alhamdulillah selama 15 tah
Langsung Ervina membaca ayat suci tersebut dan dengan sekali sentuhan darah yang memancar berhenti seketika. Subhanaallah .. Allah Maha Besar. Sang Ibu selamat dan bayi pun juga selamat. Sayangn yun bertugas dengan sekitar 500 ibu yang telah ditolong Ervina, angka kematian ibu; nihil alias AKINO.   “Saya dari Makassar”, kata Suwarni. Suwarni memang baru 3 bulan di desa Pantuo yang mengawasi 25 dasa wisma dan 1 posyandu. “Tapi saya sudah lebih dari
go. Selama 18
tahun Yulin Adam menjalani profesi kebidanannya ada pengalaman
setahun jadi bidan”, ujarnya lebih lanjut. Pengalaman berkesan Suwarni adalah pernah ditendang ibu hamil. Si ibu tidak terima penjelasannya. Tapi semuanya itu diterima Suwarni dengan sabar.   Puteri  kelahiran Minahasa ini pertama kali bertugas di Bone Bola nyang tidak terlupakan. Saat itu ada ibu yang akan melahirkan dan berdiam di atas bukit. Sang ibu sudah 2 hari tidak keluar placenta. Yulin dengan bersusah payah mendaki bukit, dan kebahagiaan Yulin tercapai. Sang ibu selamat. Saat ini Yulin bertanggung jawab di desa Pentalio Timur dan Dumati. Dengan mengelola klinik
asih dan Penyayang sehingga saya selalu diberi
kemudahan dalam meno
bersalin,  rata-rata Yulin dapat menolong 12 ibu bersalin per bulan.   Perjalanan karir profesi kebidanan Hestiawati Mustafa selama 20 tahun adalah waktu yang cukup lama. Selama waktu itulah, Hestiawati dapat menihilkan angka kematian ibu yang berada di bawah tanggung jawabnya sebagai bidan. “Alhamdulillah, Allah Maha Klong ibu yang melahirkan, dan tidak ada yang meninggal”, ujar Hestiawati dengan wajah berseri-seri. Suatu pengalaman berkesan yang pernah dialami Hestiawati adalah saat dia menolong isteri seorang imam mesjid di kabupaten Bone Bolango. Sang ibu melahirkan anak ke 7. Ada kesulitan saat melahirkan. Sejak datang ke rumah pada pukul 9 pagi, bayi lahir pukul 12 siang.
k ada penjelasan dari Hestiawati dimana suami pasien memeluknya.
Namun yan
Proses kelahiran diiringi dengan perdarahan hebat. Cairan infus tidak ada. Hestiawati tak henti-hentinya berdoa dan dia meminta sang ibu untuk minum kopi yang banyak. Entah mengapa, pendarahan pun berhenti. Begitu pendarahan berhenti, sang suami langsung memeluk Hestiawati. “Terima kasih bu Bidan, anda telah menolong isteri saya”, kata pak imam (suami pasien). Tid ag jelas bukan di depan si pasien. Jika hal ini terjadi, bisa saja si pasien meninggal bukannya oleh karena persalinan tapi terkejut akibat si suami memeluk ibu bidan.   Sembilan srikandi dari Telaga Biru ini di pimpin oleh seorang srikandi juga. Dr. Widya Pratiwi Bachmid, M.Kes. meski baru 9 bulan bertugas di Telaga Biru dari 18 tahun masa tugasnya. Puskesmas yang kini berada di bawah pimpinan dr.
n pembangunan kesehatan di Gorontalo. Pujian seperti ini tidak
hanya dari dr. W
Widya menunjukkan kemajuan yang pesat. “Saya beruntung berada di bawah pimpinan dr. Nur Albar, Sp.PD”, kata dr. Widya menuturkan ke Tim PDBK Kab. Gorontalo. “Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kab. Gorontalo, beliau seorang pimpinan yang aktif dan tidak kenal capek”, ujar dr. Widya. Srikandi yang bernama Nur Albar ini, puteri  Tondano, adalah pimpinan yang kreatif dan banyak punya gagasan untuk pembaru aidya, juga disampaikan oleh banyak staf Dinkes Gorontalo antara lain pak Syukri Dawali SKM,  pak Syarifuddin M.Kes, dan pak Wadi.   Sekelumit kisah 9 srikandi dari Telaga Biru tersebut mewakili ribuan kisah suka dan duka para bidan yang ada di segenap penjuru tanah air ini. Mungkin tidak hanya 9, bisa jadi ada 99, atau 999, bisa 9.999 bahkan 99.999 kisah nyata yang ada. Jika di NTB ada bidan Alia yang selama karirnya bisa menihilkan AKI, maka
Aisya Talib,
di kabupaten Gorontalo ternyata ada 3 srikandi seperti Alia yaitu:
rvina dan Hestiawati Mustafa. Bisa jadi jika kita telusuri lagi banyak
Esrikandi-srikandi lainnya di tanah air ini seperti Aisya Talib dkk.
 
mboto, 8 Juli 2011
T
L
iim Peneliti PDBK Kab. Gorontalo
Wasis Budiarto, Anorital, Supraptini, Lelly Andayasari, dan Adid Muqtadiroh.
 
y ANORITAL SUTANBATUAH
# b
artikel ini di ambil dari http://www.mail-archive.com/desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com/msg02921.html

Minggu, 19 Juni 2011

Saya ΛNΛK GΛRΛZ resmi..! \m/_\m/

I (►) GΛRΛSI (I love Garasi)
- 18 Mei 2011 -
Sampai di tangan saya dengan selamat. meskipun nyasar dan telat :))
Paket daftar Anak Garaz, Rp 60.000 dapat kaos, pin dan Id Card
Masih pake logo Garasi lama -_-
- Ebhie Garaz -
Telat sih, banget lagi. Tapi dari pada tidak sama sekali kan ya *pembelaan* :))


Logo Anak Garaz Gorontalo. Terima kasih Ajib AG Bandung buat logonya ^^
Logo ini ada kritikan dikit, jadi mungkin ada sedikit perubahan dari logo ini, tapi belum sempat edit-edit lagi :D


The Best I Ever Had from Aiu Ratna (my Lovely Idol)

Aiushiteru | アイウしてる
Aiuluphers | アイウ♥ers
- 4 Februari 2011 -
CD Original Grateful Passport, mini album Aiu Ratna yang launching di Jepang 21 April 2010, hanya di jual umum di Jepang dan via internet, ada di tangan saya. Betapa senangnya meskipun mengorbankan beberapa hal untuk ini :'))
Jadi hadiah ulang tahun buat diri sendiri, hehehe

To : Ebhie, from : Aiu Ratna << Jadi Kenyataan
ada yg kurang, ucapan ulang tahun, bodohnya saya terpikirkan minta ucapan ulang tahun nanti pada saat barang dalam pengiriman -___- tapi sudahlah, yg penting punya CD Original Grateful Passport bersama tanda tangannya si Kakak yang baik hati dan ramah. I am Proud to be an Aiushiteru...

Jumat, 17 Juni 2011

Surat dari GAZA untuk warga INDONESIA

Seluruh isi surat ini telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab, yang dikirim oleh seseorang bernama Abdullah Al Ghaza yang Mengaku dari Gaza City-Jalur Gaza melalui surat elektronik (Email) dan artikel diterbitkan oleh Buletin Islami

“Untuk saudaraku di Indonesia, mengapa saya harus memilih dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?


Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.


Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian. Wah pasti uang kalian sangat banyak, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang memnunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, Subhanallah.
plugins/content/imagesresizecache/b546ea89d7b7940d2af9725eadac7686.jpeg

Wahai saudaraku di Indonesia,


Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negri kalian saja. Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negri kalian aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negri kalian.


Pasti ibu-ibu disana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapoatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.


Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku, tidak seperti di negri kami ini. Tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil, ya di atas mobil saudaraku.!


Susu formula bayi adalah barang langka di Gaza sejak kami diblokade 2 tahun yang lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar Asi mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum.


Namun, mengapa di negri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Terkadang ditemukan mati di parit-parit, selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dai informasi di televisi.


Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negri kalian adalah negri yang tertinggi kasus aborsinya untuk wilayah Asia. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu? Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami disini.


Memeang hampir setiap hari di Gaza sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau got-got apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara Israel!

plugins/content/imagesresizecache/36c846deb4abf26b66c40da354706d9c.jpeg


Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan Zionis Israel. Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negri ini.


Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 Desember 2009 kemarin, saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 di antaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!


Wahai saudaraku di Indonesia,


Negri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana? Apa negri kalian diblokade juga?


Perlu kalian ketahui saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi, apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade. Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan HAMAS sudah 7 bulan ini belum menerima gaji bulanan saya. Tetapi Allah SWT yang akan mencukupkan rizki untuk kami.
plugins/content/imagesresizecache/c9dd3fa5cdcd92d861f0c42c44301166.jpeg

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku.


Dan Perdana Menteri kami, Ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.


Wahai saudaraku di Indonesia,


Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negri antum (anda). Seperti yang diceritakan teman saya, program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin yang kalian yang telah baca. Dan banyak buku-buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangat kan? Itu karena kalian punya waktu.


Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqah. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami.


Kami disini sangan menanti-nantikan saat halaqah tersebut walau hanya satu jam. Tentu kalian lebih bersyukur. Kalian punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful disana.


Halafalan antum pasti lebih banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang HAMAS disini wajib menghapal Surah Al-Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?
http://3.bp.blogspot.com/_GgGDRBrdLWA/TUAavKmMK3I/AAAAAAAAABY/10NmXC2KcHc/s1600/anak-kecil-palestina.jpg

Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acar wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan diantara 1000 anak yang tahun ini menghafal Al-Qur’an dan umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’an ketimbang anak-anak kimi disini. Di Gaza tidak ada SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan. Disini anak-anak belajar diantara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun kurma. Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’an mereka bergemuruh dianatara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.


Oh iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur. Karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.


Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini, termasuk kalian yang di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan , saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhwah kalian kepada kami. Doa-doa dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.


Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi. Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam dan ulama-ulama kalian.


Saudaramu di Gaza, Abdullah Al Ghaza



repost from : http://wajibbaca.com/dunia/wajib-baca/1594-surat-dari-gaza-untuk-warga-indonesia.html


jadi ingat lagu Micheal Heart-We Will not Go Down


A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they're dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/m/michael_heart/we_will_not_go_down.html ]
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who's wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

More lyrics: http://www.lyricsmode.com/lyrics/m/michael_heart/#share

Rabu, 15 Juni 2011

GARASI TELAH TERLAHIR KEMBALI : FORMASI BARU, ALBUM BARU, CITRA BARU!


JAKARTA - Mimpi buruk semua band di seluruh dunia adalah ditinggal orang terdepan mereka. Garasi mengalami ini di tahun 2009, ketika Ayu Ratna , gitaris, vokalis sekaligus salah seorang pencipta lagu mereka mundur dari band demi bersolo karir di negeri Sakura. Bisa jadi ini kiamat bagi band-band lain, namun bagi dua personel Garasi yang tersisa, aktor Fedi Nuril (gitar, keyboards) dan Aries Budiman (drums) ini hanya sebuah tantangan sekaligus harapan baru bagi eksistensi musikal Garasi berikutnya di tanah air.

Pantang menyerah mereka gelar kemudian audisi tertutup yang sangat melelahkan dan sempat dihadiri sekitar 200 kandidat guna menjaring vokalis baru. Uniknya, yang terpilih dan terbaik justru bukan datang dari proses audisi. Vokalis terpilih kali ini adalah seorang frontman, bukan frontwoman seperti sebelumnya.

Higin, 27 tahun, awalnya penggemar Garasi, rekan musikal Aries Budiman asal Sukabumi yang memiliki gaya vokal androgyny (maskulin dan feminin) dan piawai mencipta lagu. Ia adalah senjata baru Garasi sekaligus jembatan penghubung antara fans lama dengan fans baru mereka nantinya.

“Apa yang kami cari selama ini ada di Higin dalam satu paket, mulai dari keunikan vokalnya, chemistry dan kemampuannya menulis lagu,” jelas Fedi Nuril tentang frontman terbaru Garasi tersebut.

Higin sendiri merespon aspirasi rekan sebandnya dengan sebuah harapan. “Saya menjanjikan level baru bagi Garasi. Agar tidak segmented, saya ingin membawa Garasi ke sebuah level dimana idealisme dan kehendak orang banyak dapat dijembatani, bukan hal mudah namun saya yakin pasti tercapai,” urainya penuh percaya diri.

Pembaruan lainnya, jika dulu Garasi dikenal sebagai trio kini mereka sepakat menjadi kuartet dengan mengangkat Wembri, 29 tahun, sebagai pemain bass sekaligus pencipta lagu. Ia bukan orang baru lagi bagi Garasi, selain ikut rekaman sejak album Garasi II, Wembri juga tampil di berbagai konser Garasi formasi terdahulu.

Hebatnya lagi, Fedi Nuril dan Aries Budiman memberi kepercayaan yang sangat besar kepada dua orang personel baru (Higin dan Wembri) ini untuk memimpin arah musikal Garasi yang lebih segar dan menjanjikan. Kondisi yang sangat jarang ditemukan di band-band lain manapun tentunya, dimana lebih dari 90% materi Garasi dengan album yang berjudul ‘KEMBALI’ diciptakan oleh penghuni baru Garasi.

Single pertama dari album terbaru Garasi yang berjudul “Hidup Hanya Sekali” diciptakan oleh Wembri dan rekannya di band terdahulu, Dimas. Sebuah nomor power ballad yang digaransi akan menjadi candu baru berikutnya bagi para pendengar musik Garasi. Sebuah soundtrack penebar optimisme paling mutakhir bagi mereka yang memandang berakhirnya hubungan romantika adalah akhir dari dunia dan segalanya.

Simak sepenggal lirik dari chorus “Hidup Hanya Sekali” berikut ini:

“Hidup hanya sekali / jangan biarkan menunggu / waktu takkan kembali, biarkan saja berlalu… Secercah harapan kan selalu menemani langkahmu /Janganlah kau diam / terus berjalan…”

Sementara beberapa track lain dari Garasi ‘KEMBALI’ jika disimak saksama juga sangat segar dan penuh dinamika. “Amarah,” “Kembali,” “Lupakan Aku,” “Membiru,” “Hilang,” Antartika,” dan “Sunshine.” Perkembangan musikal yang mengalami evolusi dari sebuah band yang kerap diasosiasikan kelam, gothic dan rock elektronis menjadi lebih pop rock, terang, organic dan optimistis.

Perkembangan citra visual Garasi kali ini bahkan mereka selaraskan pula dengan perkembangan musik mereka sekarang. Seakan menjaga jarak dengan masa lalu, Garasi kini tampil bergaya urban, lebih berwarna dan dewasa.

Seluruh rangkaian perkembangan terbaru Garasi ini juga didukung sepenuhnya oleh produser eksekutif sekaligus founding mother, Mira Lesmana, yang di akhir 2005 membidani lahirnya band ini melalui sebuah film musik dengan judul yang sama, Garasi.

Dengan terlahirnya Garasi yang sama sekali baru ini, aktor film blockbuster seperti Fedi Nuril bahkan dengan tegas menancapkan komitmen baru atas pilihan profesinya ke depan.

“Saya lebih suka musik daripada film. Itu bukan sesuatu yang saya cita-citakan. Passion saya lebih besar di musik. Dengan ini saya akan lebih fokus di musik, bahkan jika tidak harus syuting film sekalipun,” tegas Fedi.

Terlepas apakah itu merupakan sinyal pamitnya Fedi dari layar lebar, yang pasti Garasi kini tengah berada dalam kondisi menyerang terbaik mereka.

“Jika tidak serius kami tidak akan merilis tiga album dan mengaudisi ratusan vokalis. Jiwa bermusik kami nyata, tidak palsu, dan kali ini kami tidak sedang bermain film,” pungkas Fedi mantap.

Sumber dari : http://www.facebook.com/garasithemusic

Rabu, 01 Juni 2011

Lelaki-lelaki di balik Garasi The Music kini


Akhirnya GARASI BAND kembali, setelah vakum sekitar kurang lebih 2 tahun dari industri music Indonesia. Mereka sebenarnya tidak benar-benar vakum, karena sempat beberapa kali manggung di acara-acara dalam kota maupun luar kota yang tidak terliput oleh media, tentu saja dengan Garasi formasi baru. Siapa sajakah mereka? Ada tambahan personelkah? Siapa yang mengganti Aiu Ratna di posisi vokalis? Mari kita bahas satu persatu.

Fedi Nuril Garasi
 Fedi Nuril sebagai gitaris, keyboardist, programmer dan juga sampling di Garasi merupakan sosok yang tidak asing di dunia entertainment. Fedi memulai kariernya sebagai seorang model di Jakarta Internasional Management, kemudian bermain dalam beberapa film termasuk Garasi The Movie yang membawanya menjadi bagian dari personel Garasi Band sampai dengan sekarang. Pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1982 yang juga lulusan D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mendapatkan kesempatan menunjukkan bakat musiknya, Fedi memang sudah menyukai music sedari kecil karena keluarganya yang juga pemusik. 


Aries Budiman Garasi
 Aries Budiman sebagai drummer. Sebelum di Garasi Aries adalah drummer Omlette Band, bergabung di Garasi Band karena ikut dan lulus dalam casting pencarian drummer untuk film Garasi Band. Garasi The Movie adalah film pertama untuk Aries Budiman, tapi aktingnya patut diancungi jempol, terlihat natural dan terhitung sukses untuk seorang pemula. Kepiawaian Aries dalam menggebuk drum tak perlu diragukan lagi, gelar best drummer selalu mampir pada Aries yang sering ikut festival band. Pria yang baru saja menjadi ayah ini lahir di Sukabumi, tanggal 31 Maret 1984 mempunyai prinsip hargailah orang lain jika ingin dihargai, terutama dalam hal waktu.

Wembri Arlistha Garasi
 Wembri Arlistha sebagai bassist, Garasi sebelumnya tanpa bassist. Wembri di kenalkan Sony J-Rock kepada personel Garasi yang saat itu masih Aiu, Fedi dan Aries. Kemudian di ajak Menjadi Additional Player sejak 2008 dalam album Garasi II menggantikan Manajer Garasi dan kemudian menjadi personel tetap sejak Desember 2009. Wembri belajar  bermain bass secara otodidak dan mulai tertarik dengan bass saat masih SMA. Pria kelahiran Jakarta, 15 Desember 1980 merupakan lulusan Universitas Trisakti jurusan Design Komunikasi Visual (Design grafis). Dengan keahliannya ini, dia turut dalam proyek pembuatan album J-rock dalam mendesign cover yang bertemakan “Road to Abbey”, juga ikut mendesign cover album beberapa band sahabat dan juga band adiknya. Dia juga berminat dalam dunia photograph, dengan sering memotret beberapa band saat manggung sebelum dia tergabung di Garasi.

Higin Irfan Ayuga Garasi
 Dan personel terakhir yang juga paling akhir bergabung di Garasi, resmi mengisi vokalis baru Garasi sejak Desember 2009. Pria yang bersuara unik, kebanyakan orang yang belum pernah mendengar lagu baru Garasi “Hidup Hanya Sekali” mengira penyanyinya adalah seorang perempuan, ya dialah Higin Irfan Ayuga. Kelahiran 25 Maret 1986 dan besar di Sukabumi ini, bisa bergabung di Garasi direkomendasikan oleh Lafa Green (Gitaris DNA band, Aries juga drummer di band ini selama jadwalnya tidak bertabrakan dengan Garasi) yang juga sahabat Higin. Sebelumnya, Higin sering ikut latihan di studio Aries di Sukabumi tapi tak sekalipun pernah bertemu dengan Aries. Kemudian Aries membawa CD rekaman suara Higin untuk diperdengarkan kepada personel Garasi lainnya, Fedi Nuril pun mengira itu suara perempuan karena suara Higin yang memang tinggi. Hebatnya, hanya memerlukan perkenalan selama 2 bulan Higin diresmikan menjadi personel Garasi. Merupakan tantangan besar untuknya menjadi vokalis baru di band yang terlanjur dikenal digawangi oleh Aiu Ratna. Tapi, dukungan dari berbagai pihak termasuk pecinta musik Garasi, akan membuatnya mampu membangkitkan kembali Garasi. Higin mempunyai jiwa musikalitas yang tinggi, dia juga turut menciptakan beberapa lagu di album baru Garasi. Personel Garasi lainnya juga tidak begitu sulit menyatukan suara Higin dengan musik Garasi. Beberapa lagu yang di ciptakan Higin di album Garasi yang ketiga adalah Antartika, Teriakan  Amarah serta Membiru.

New Logo of Garasi
             Itulah mereka, lelaki-lelaki di balik Garasi The Music kini. mereka kan kembali bangkit, dengan semangat bermusik yang mengutamakan kualitas. Direncanakan, bulan Juni ini akan merilis album ketiga. Semoga sukses Garasi’ku, tunjukkan kalian masih ada untuk pecinta musik kalian, untuk kami Anak Garaz. Musik yang sudah dilahirkan tidak pernah boleh mati. Salam Garaz.
            Sekian

Info dari berbagai sumber.